Terimakasih atas kunjungan anda ke blog kami :)
RSS

Senin, 19 November 2012

PEMBELAJARAN TERPADU DAPAT MENCETAK PELAJAR YANG BERMUTU


Bila kita mencermati kegiatan belajar mengajar selama ini telah diterpakan model pembelajaran terpadu. Namun bila kita cermati secara seksama proses pelaksanaannya tidak ada ketepaduan antara isi atau materi pelajaran. Umumnya proses belajar mengajar di sekolah belum banyak bahkan mungkin tidak ada yang mengaitkan dan memadukan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Terutama antara mata pelajaran agama dan mata pelajaran umum masih terasa adanya sebuah pemisahan, karena secara tidak sadar pendidikan di Negara kita masih dipengaruhi paham sekulerisme yang memisahkan antara nilai-nilai ajaran agama dengan pelajaran umum.
Kalau kita cermati dan telaah isi tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Pada baba II pasal 3 tujuan pendidikan nasional adalah: “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Namun dalam implementasinya selama ini trujuan pendidikan nasional belum mampu diterapkan secara terpadu antara nilai-nilai agama dengan pengetahuan umum. Pelajaran agama tidak dipadukan dengan pengetahuan umum, dan sebaliknya pengetahuan umum hampa dan kering tanpa sentuhan ajaran agama. Sebagai dampaknya menghasilkan pelajar yang benar namun tak pintar atau pelajar yang pintar namun tak benar. Atau istilah lainnya pendidikan membentuk manusia yang beriman tapi kurang ilmu atau manusia yang berilmu namun tak beriman.
Bila kita perhatikan secara seksama bangsa Indonesia dewasa ini belum diperhitungkan oleh Negara-negara lain di dunia karena ketinggalan jauh di berbagai sector oleh Negara-negara lain. Hal ini menunjukan kualitas pendidikan Indonesia belum bermutu. Salah satu proses penyebabnya adalah proses pembelajaran yang belum memadukan antara nilai-nilai keimanan dan ilmu pengetahuan. Di samping itu pembelajaran di Indonesia umumnya belum memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Penyampaian materi pelajaran di sekolah lebih bersifat transfer of knowledge, yaitu menyampaikan  pengetahuan teoritis belum terpadu secara integral dengan transfer of value dan transfer of skill (menanamkan nilai dan melatih keteerampilan sehingga proses pembelajaran menghasilkan manusia yang tahu tapi tidak mau tidak mampu sebagai contoh yang sederhana yang menunjukan bahwa proses pembelajaran di Indonesia belum terpadu dan terintegrasi antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Dalam ajaran agama islam mengatakan bahwa Allah SWT Maha Melihat dan Maha Mengetahui, baik segala sikap dan perilaku baik secara tersembunyi di dalam hati dan tidak terlihat dan di ketahui oleh orang lain maupun yang terang-terangan di lihat nyata. Allah pasti melihat dan mengetahuinya. Ternyata pelajaran agama hanya member pengetahuan yang kurang menanamkan keyakinan dalam hati peserta didik, buktinya dalam pelaksanaan ujian nasional banyak siswa yang berbuat curang dengan menyontek pekerjaan teman lainnya. Mereka pandai mengibuli dan mengelabuhi orang lain tapi mereka tidak sadar bahwa Allah SWT Maha Melihat dan Mengetahui apa yang mereka lakukan. Kondisi yang seperti ini mudah-mudahan dapat menyadarkan semua pihak terutama guru untuk dapat menerapkan pembelajaran terpadu agar melahirkan generasi yang bermutu.

Minggu, 18 November 2012

MENDIDIK ANAK CARA RASULLULAH


Salah satu amal yang tidak putus pahalanya  sekalipun telah meninggal dunia adalah anak yang shalih. Do’a anak yang shalih merupakan salah satu do’a yang insya Allah pasti terkabul.  Karenanya orang tua harus mendidik anak denagn sebaik-baiknya. Memang, tak mudah membesarkan anak hingga menjadi pribadi ideal, meraih sukses dunia-akhirat. Butuh kesabaran, kerja keras, keikhlasan dan masih banyak lagi. Tanpa bermaksud menyederhanakan, berikutbeberapa tips yang diaplikasikan oleh orang tua yang disarankan dari tata cara  mendidik anak ala Rasulullah SAW:
1.       Menanamkan Nilai-nilai Tauhid
Mengajarkan tauhidkepada anak, mengesakan Allah dalam hal ibadah kepada-Nya, menjadikan lebihmencintai Allah dari pada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Selain itu, orang tua harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah SWT. Dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha manaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya. Orang tua selaku guru bagi anak-anaknya harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam islam. Ini  adalah pendidikan yang paling penting da atas hal-hal penting lainnya.
2.       Menjadi Sahabat dan Mendidik dengan Keteladanan
Setiap anak akan belajar dari lingkungannya dalam hal ini lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Orang-orang di sekelilingny a akan menjadi model dan contoh dalam bersikap. Orang tua harus menjadi teladan anak-anaknya. Beri contoh yang baik sesuai nasihat dan ucapannya kepada para anak. Akan lucu jika yang disampaikan orang tua kepada anak-anaknya ternyata tidak dilakukan oleh orang tua itu sendiri. Keteladanan sangat menentukan, terlebih di zaman sekarang media tontonan tidak dapat deharapkan menjadi contoh yang baik bagi pembentukan akhlak anak-anak Muslim.


3.       Mendidik dengan Kebiasaan
Mereka gemar melaksanakan shalat subuh. Anak harus dibiasakan ke masjid agar mereka gemar melakukan berbagai ritual ibadah di masjid. Pembiasaan itu harus dimulai sejak dini, bahkan pembiasaan membaca Al quran  pun bisa dimulai sejak dalam kandungan. Pembiasaan shalat pada anak harus sudah dimulai sejak anak berumur tujuh tahun.
4.       Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
Sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak, Rasulullah SAW menggunakan beberapa cara berikut. Saat sedang berpuasa Rasulullah mengajak anak-anak bermain sehingga siang yang panjang serasa cepat. Anak-anak akan menyongsong waktu berbuka dengan gembira. Hal ini juga membuat anak memiliki kepercayaan diri sehingga sanggup berpuasa sehari penuh. Sering membawa anak ke majelis orang dewasa, resepsi,atau bersilaturahim ke rumah saudara sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan diri sosialnya. Mengajari Al quran dan Sunah serta menceritakan sirah nabi untuk meningkatkan kepercayaan diri ilmiahnya. Memananmkan kebiasaan berjual beli untuk meningkatkan kepercayaan diri anak terkait ekonomi dan bisnis. Disamping itu, sejak dini anak akan terlatih mandiri secara ekonomi.
5.       Memotivasinya Anak Berbuat Baik
Seorang anak,meski kecil, juga terdiri atas jasad dan hati. Mereka dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci sehingga hatinya yang putih dan lembut itu pun akan mudah tersentuh denagn kata-kata yang hikmah. Anak-anak, terutama pada usia emas. Cenderung lebih mudah tersentuh oleh motifasi ketimbang ancaman. Karenanya, hendaknya orang tua tidak mengandalkan ancaman untuk mendidik buah hati. Lebih baik orng tua memotivasi anak dengan mengatakan bahwa kebaikan akan mendapat balasan surga dengan segala kenikmatannya. Itu pulalah yang dicontohkan Rasulullah kepada kita ketika beliau mendidik para sahabat.  


Asing Jerat Pendidikan di Indonesia
RUU PT yang bernafaskan liberalisasi itu sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari jeratan lembaga-lembagainternasional yang mengintervensi Indonesia untuk meliberalkan sektor pendidikannya. Sejak tahun 1995 Indonesia resmi menjadi anggota WTO dengan diratifikasinya semua perjanjian-perjanjianperdagangan multilateral.
Negara-negara anggota WTO diharuskan menandatangani General Agreement on Trade in Services (GATS) yang mengatur liberalisasi perdagangan 12 sektor saja, antara lain layanan kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, jasa akuntansi, pendidikan tinggi, serta jasa-jasa lainnya. Jadi RUU PT ini bisa dianggap sebagai wujud ketundukan indonesia pada GATS.
Bank dunia dan Unesco tidak sekedar duduk manis. Mereka juga berjibaku secara sistematis untuk menjamin terlaksananya liberalisasi pendidikan di Indonesia sebagai yang diamanatkan dalam GATS. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen-Dikti) mengelola pendidikan tinggi di Indonesia sesuai rumusan Unesco dan meratifikasinya menjadi program jangka panjang Pendidikan Tinggi atau yang biasa dikenal Higher Education Long Term Strategy (HELTS).
Untuk program  HELTS IV (2003-2010), Bank Dunia telah memberikan pinjaman sebesar US$98.267.000 untuk mereformasi sitem pendidikan tinggi ke arah otonomi yang lebih lias. Hasilnya adalah Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi karena disinyalir meliberalisasi pendidikan. Sebenarnya RUU PT dan UU BHP ini memiliki ruh yang sama yaitu liberalisasi pendidikan, yang berbeda hanya kemasannya.
Realitas intervensi asing terhadap sistem pendidikan di indonesia tersebut tidak lain merupakan upaya penyempurnaan penjajahan mereka di negeri ini. Sektor ekonomi, pendidikan, dan politik merupakan sektor vital bagi suatu negara. Apabila ketiga sektor itu telah dikuasai maka secara de facto sebenarnya negara tersebut telah terjajah. Parahnya, para pemimpin di negeri ini justru rela menyengsarakan rakyatnya sendiri demi mengabdi pada negara penjajah. Karenanya seruan membebaskan negeri ini dicengkeram sistem kapitalisme penjajah melalui tegaknya syariah dan Khilafah Islamiyah semakin menemukan relevasinya.



PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN KOMPUTER PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Media pembelajaran adalah suatu alat yang dipergunakan oleh seorang guru untuk melakukan suatu proses belajar mengajar, baik itu didalam kelas atau ruangan (indoor) maupun diluar kelas atau ruangan (outdoor). Media pembelajaran dapat mempermudah seorang guru untuk menyampaikan materi yang akan diberikan ke peserta didik. Tanpa adanya suatu media pembelajaran, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Pada hakikatnya bukan media pembelajaranlah yang menentukan berhasilnya proses pembelajaran namun isi pesan materi yang akan disampaikan oleh guru, cara menjelaskan guru tentang materi yang akan disampaikan serta karekteristik peserta didik itu sendiri.
Terdapat berbagai jenis media pembelajaran yang digunakan guru untuk mempermudah menyampaikan materi yang akan diberikan kepada peserta didik, diantaranya yaitu :
  1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
  2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya
  3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), LCD Proyektor dan sejenisnya
  4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya.
  5. Study Tour Media : Pembelajaran langsung ke obyek atau tempat study seperti Museum, Candi, dll.
Sejalan dengan kemajuan IPTEK, dewasa ini penggunaan media sangatlah beragam. Globalisasi telah memicu pergeseran dalam dunia pendidikan dari tatap muka yang sifatnya konvensional kearah pendidikan yang lebih terbuka. bahwa dengan masuknya pengaruh globalisasi yaitu introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah,menyajikan tayangan multimedia teks, grafis, gambar, suara,dan movie memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan dari siaran radio dan televisi. Seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi dunia pendidikan menjadi lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multi disipliner, serta terkait pada produktivitas kerja dan kompetitif. Sehingga dimungkinkan dunia pendidikan kita dimasa datang cendrung terbuka dengan modus belajar jarak jauh (distance Learning). Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh dan terbuka juga perlu dimasukkan sebagai strategi utama.
Salah satunya yaitu tentang kemajuan penggunaan komputer sebagai media pembelajaran disekolah-sekolah dasar. Banyak disekitar kita sekolah-sekolah dasar yang menggunakan media komputer sebagai salah satu media penunjang proses pembelajaran. Dengan komputer guru lebih mudah menjelaskan materi yang akan disampaikan, karena bahan-bahan atau materi-materi yang akan disampaikan tersebut sudah ada pada computer. Guru sudah tidak lagi membawa banyak buku untuk mengajar. Dengan komputer file-file materi sudah ada dalam komputer. Dengan media komputer juga peserta didik tidak akan merasa jenuh dalam pembelajaran. Dengan komputer  juga peserta didik dilatih untuk mengikuti perkembangan kemajuan IPTEK, namun itu juga harus dengan pengawasan yang ketat oleh pihak guru (disekolah) serta pihak orang tua (dirumah). Peserta didik diajarkan mengenai cara mudah belajar dengan mempergunakan komputer dengan baik dan benar sesuai dengan aturan yang ada. Pembelajaran yang efektif serta efisien terdapat dalam media pembelajaran komputer ini.
Banyak pengaruh positif media pembelajaran komputer terhadap siswa tingkat Sekolah Dasar, antara lain :
1.       Lebih mengerti serta paham dalam tekhnologi khusunya pada komputer.
2.       Lebih banyak variasi dalam proses belajar mengajar. Contohnya : melalui video, gambar dan lain sebagainya
3.       Efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan komputer, tidak lagi menggunakan buku, pensil dll.
4.       Lebih mudah memahami pelajaran karena ketika guru menjelaskan langsung dapat disertai dengan contoh.



Adapun pengaruh negatifnya, antara lain :
1.         Bisa disalah gunakan siswa untuk bermain game yang berada dalam komputer
2.         Siswa akan malas dalam kegiatan menulis
3.         Bila komputer sekolah sudah tersambung dengan internet, sebaiknya diberi pengawasan lebih karena siswa SD bisa mengakses hal-hal yang bukan termasuk materi pelajaran, dll.
Pengawasan orang tua atau guru juga harus senantiasa diberikan pengawasan kepada anak, berikan porsi secukupnya untuk memegang komputer. Bila anak sudah ketagihan dengan komputer anak akan malas dengan semua kegiatan, karena didalam komputer tersebut terdapat macam-macam permainan yang membuat si anak betah lama-lama didepan komputer. Namun jangan terlalu mengekang anak dengan berlebihan, karena faktor psikologi anak bisa terganggu bila orang tua atau guru terlalu mengekangnya. Anak tidak bisa berkembang secara semestinya bila terlalu dikekang. Anak juga kurang mengerti akan perkembangan iptek didalam era globalisasi ini.
Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi berarti komunikasi sekarang telah berada pada tingkat dimana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia lain secara serentak dan serempak. Melalui satelit komunikasi kita bisa melihat berbagai gambar, mendengarkan berita atau musik dan mendapatkan informasi yang sama dengan manusia diseluruh belahan dunia secara simultan. Komunikator hanya tinggal menyambungkan alat pemancar dan jutaan orang tinggal menyetel alat penerima. Komunikator tidak mengetahui siapa yang menerima informasi gambar atau lainnya, apakah anak SD, remaja ataupun orang tua komunikator hanya sebagai penyalur saja. Maka dari itu kita harus mengawasi dan mengarahkan setiap tontonan anak.
Media komputer adalah salah satu media pengajaran yang terprogram, terprogram disini dimaksudkan yaitu media pengajaran yang tersususun secara rapi dan runtut. Pengajaran berprogram ini bagi anak SD baik menurut dasar psikologi pengajaran berprogram, memandang  belajar dalam hubungan perilaku dapat diamati.
Dalam uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa komputer mempunyai fungsi yang kompleks. Komputer tidak hanya dapat membuat,mengolah,memproses dan menyimpan data namun komputer juga dapat menampilkan, mempublikasikan dan mentransfer data sehingga dapat dinikmati atau dilihat oleh semua manusia didunia. Penggunaan media komputer pada anak Sekolah Dasar itu merupakan media yang cukup baik dalam proses belajar mengajar. Disitu juga dapat mempermudah siswa dalam memahami suatu materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Guru juga lebih mudah memberikan materi-materi yang akan diajarkan dalam proses belajar mengajar itu sendiri. Selain memberikan pengaruh positif pada siswa, komputer juga bisa memberikan pengaruh negatif ke siswa. Itu semua juga harus diimbngi dengan pengawasan oleh orang tua (dirumah) maupun guru (disekolah). Selain itu dapat dengan memperbanyak buku bacaan yang bersifat edukatif serta membiasakan anak untuk mengisi waktu luang dengan hal yang positif.

Jumat, 02 November 2012

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Inovasi dalam dunia pendidikan menuntut kreatifitas dari tenaga kependidikan. Saat ini media pembelajaran mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam menggunakan media pembelajaran dan efektifitasnya terhadap peserta didik, hendaknya kita terlebih dahulu mengetahui aspek-aspek yang terkait langsung maupun tidak langsung. Berikut beberapa aspek tersebut…

A.      Prinsip-prinsip umum penggunaan media
Dalam memilih media untuk pembelajaran, guru sebenarnya tidak hanya cukup mengetahui tentang kegunaan, nilai, serta landasannya, tetapi juga harus mengetahui bagaimana cara menggunakan media tersebut. Adapun prinsip-prinsip umum penggunaan media adalah sebagai berikut:
a)      penggunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran.
b)      guru hendaknya mengalami tingkat hirarki (sequence) dari jenis alat dan kegunaannya.
c)       pengujian media pembelajaran hendaknya berlangsung terus, sebelum, selama, dan sesudah pemakainnya.
d)      penggunaan multimedia akan sangat menguntungkan dan memperlancar proses pembelajaran.

B.      Langkah-langkah penggunaan media
Untuk menggunakan media, seharusnya dilakukan perencanaan yang sistematik. Perlu diingat pula bahwa media pembelajaran digunakan bila media itu mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan. Langkah-langkah penting dalam penggunaan media yaitu sebagai berikut.

a)      Persiapan sebelum menggunakan media
Langkah awal penggunaannya adalah membuat persiapan sebaik-baiknya, yang dilakukan dengan cara berikut ini:
1.       Mempelajari petunjuk penggunaan media, terutama bila dibutuhkan perangkat keras seperti berbagai jenis pesawat proyektor (media elektronik). Periksalah voltase alat untuk disesuaikan dengan listrik setempat sebelum menghidupkan alat. Setelah itu, ikuti petunjuk-petunjuk khusus tiap alat. Di samping manual yang terdapat pada alat, mungkin masih diperlukan buku-buku khusus tentang penggunaan media.
2.       Semua peralatan yang akan digunakan perlu disiapkan sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran tidak akan terganggu oleh hal-hal yang bersifat teknis.
3.       Perhatikan pengaturan ruang dan jumlah siswa, bila media akan digunakan secara kelompok, penempatan media diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan semua siswa dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik.

b)      Pelaksanaan penggunaan media
Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan media berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap tenang. Keadaan tenang tidak berarti siswa harus duduk diam dan pasif, yang penting perhatian siswa tetap terjaga.
Bila hendak menggunakan pesawat proyektor yang memerlukan kegelapan ruang, usahakan agar siswa masih dapat menulis, sehingga masih mungkin membuat catatan yang perlu. Jika dalam proses pembelajaran guru masih perlu menambahkan penjelasan yang harus ditulis dipapan tulis atau transparsi, maka usahakan agar pembelajaran tidak terhalang oleh posisi berdiri guru. Di samping itu, guru jangan sampai terlampau lama membelakangi pelajar, sehingga kelas kacau karena perhatian guru berkurang. Jika media akan digunakan secara berkelompok, maka usahakan setiap kelompok secara bergiliran dipantau. Dengan demikian, guru dapat membantu siswa bila mendapat kesulitan. Selain itu, dapat terjaga ketertiban kelas (antar kelompok tidak saling terganggu). Selama sajian media berlangsung, dapat diselingi dengan pertanyaan, meminta siswa melakukan sesuatu misalnya menunjukkan gambar, mengerjakan soal, atau merumuskan sesuatu.

c)       Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan pamahaman materi yang disampaiakan melalui media. Untuk itu perlu disediakan
tes yang harus dikerjakan oleh pebelajar sebagai umpan balik. Apabila ternyata tujuan belum tercapai, guru perlu mengulangi sajian program media tersebut.

d)      Tindak lanjut
Dari umpan balik yang diperoleh, guru dapat meminta siswa untuk memperdalam sajian dengan berbagai cara, misalnya diskusi tentang hasil tes, mempelajari referensi, membuat rangkuman, melakukan suatu percobaan, observasi, dan sebagainya.
Uraian di atas merupakan suatu prinsip penggunaan media secara umum dalam pembelajaran. Smaldino dkk dalam Sri Anitah (2009: 74) mengemukakan penggunaan media yang disebut “The ASSURE Model”. Dengan penjelasan sebagai berikut:

A = Analyze leaner characteristic (menganalisis karakteristik peserta didik)
Langkah yang pertama adalah mengidentifikasi karakteristik peserta didik. Peserta didik, mungkin siswa, mahasiswa, peserta pelatihan, atau anggota suatu organisasi, dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe, yakni karakteristik umum dan karakteristik khusus (pengetahuan, keteranpilan, dan sikap tertentu untuk mempelajari suatu pokok bahasan).

S = State objectives (menyatakan tujuan)
Langkah berikutnya adalah merumuskan tujuan pembelajaran sekhusus mungkin. Tujuan ini mungkin dijabarkan dari silabus, buku teks, kurikulum, atau dikembangkan sendiri oleh guru.

S = Select methods, media, and materials (memilih metode, media, dan materi)
Rencana untuk menggunakan media dan teknologi, pertama-tama tentu saja menuntut pemilihan yang sistematis. Proses memilih ada 3 tahap yaitu:
1)      menentukan metode yang sesuai untuk suatu tugas belajar.
2)      memilih bentuk media yang cocok dengan metode yang akan disajikan.
3)      memilih, memodifikasi, atau merancang materi secara khusus dalam bentuk media.

U = Utilize media and materials (memanfaatkan media dan materi)
Perubahan paradigma pembelajaran dari teacher-centered ke studentcebtered, yang lebih memungkinkan pebelajar memanfaatkan materi, baik secara mandiri atau kelompok kecil daripada mendengarkan presentasi guru secara klasikal. Untuk mengaplikasikan media dan materi,baik untuk teacher centered maupun student centered, perlu melakukan:
1)      preview materi.
2)      menyiapkan materi.
3)      menyiapkan lingkungan.
4)      menyiapkan pebelajar.
5)      menyajikan pengalaman belajar.

R = Require learner respon (meminta respon peserta didik)
Peserta didik mempraktikkan apa yang diharapkan untuk dipelajari dan seharunya mendapatkan penguatan untuk respon yang benar. Peserta didik harus aktif dalam kegiatan belajar yang mengharuskan untuk memberikan respon dan menerima balikan atas penampilan.

E = Evaluate (menilai)
Setelah pembelajaran berakhir, perlu diadakan evaluasi untuk mengetahui hasil serta keefektifan kegiatan belajar. Guna memperoleh gambaran secara lengkap, anda harus mengevaluasi proses pembelajaran secara meyeluruh.
  • Apakah pembelajaran telah mencapai tujuan?
  • Apakah media cukup membantu siswa mencapai tujuan?
  • Dapatkah seluruh siswa menguasai materi?
  • Apakah guru cukup memberi fasilitas belajar kepada siswa?