Bila kita mencermati kegiatan belajar mengajar
selama ini telah diterpakan model pembelajaran terpadu. Namun bila kita cermati
secara seksama proses pelaksanaannya tidak ada ketepaduan antara isi atau
materi pelajaran. Umumnya proses belajar mengajar di sekolah belum banyak
bahkan mungkin tidak ada yang mengaitkan dan memadukan antara mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya. Terutama antara mata pelajaran agama dan mata
pelajaran umum masih terasa adanya sebuah pemisahan, karena secara tidak sadar
pendidikan di Negara kita masih dipengaruhi paham sekulerisme yang memisahkan
antara nilai-nilai ajaran agama dengan pelajaran umum.
Kalau kita cermati dan telaah isi tujuan
pendidikan nasional yang tercantum dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang system pendidikan
nasional. Pada baba II pasal 3 tujuan pendidikan nasional adalah: “untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Namun dalam implementasinya selama ini trujuan
pendidikan nasional belum mampu diterapkan secara terpadu antara nilai-nilai
agama dengan pengetahuan umum. Pelajaran agama tidak dipadukan dengan
pengetahuan umum, dan sebaliknya pengetahuan umum hampa dan kering tanpa
sentuhan ajaran agama. Sebagai dampaknya menghasilkan pelajar yang benar namun
tak pintar atau pelajar yang pintar namun tak benar. Atau istilah lainnya
pendidikan membentuk manusia yang beriman tapi kurang ilmu atau manusia yang
berilmu namun tak beriman.
Bila kita perhatikan secara seksama bangsa
Indonesia dewasa ini belum diperhitungkan oleh Negara-negara lain di dunia
karena ketinggalan jauh di berbagai sector oleh Negara-negara lain. Hal ini
menunjukan kualitas pendidikan Indonesia belum bermutu. Salah satu proses
penyebabnya adalah proses pembelajaran yang belum memadukan antara nilai-nilai
keimanan dan ilmu pengetahuan. Di samping itu pembelajaran di Indonesia umumnya
belum memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Penyampaian materi
pelajaran di sekolah lebih bersifat transfer of knowledge, yaitu
menyampaikan pengetahuan teoritis belum
terpadu secara integral dengan transfer of value dan transfer of skill
(menanamkan nilai dan melatih keteerampilan sehingga proses pembelajaran
menghasilkan manusia yang tahu tapi tidak mau tidak mampu sebagai contoh yang
sederhana yang menunjukan bahwa proses pembelajaran di Indonesia belum terpadu
dan terintegrasi antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual. Dalam ajaran agama islam mengatakan bahwa Allah SWT Maha
Melihat dan Maha Mengetahui, baik segala sikap dan perilaku baik secara
tersembunyi di dalam hati dan tidak terlihat dan di ketahui oleh orang lain
maupun yang terang-terangan di lihat nyata. Allah pasti melihat dan mengetahuinya.
Ternyata pelajaran agama hanya member pengetahuan yang kurang menanamkan keyakinan
dalam hati peserta didik, buktinya dalam pelaksanaan ujian nasional banyak
siswa yang berbuat curang dengan menyontek pekerjaan teman lainnya. Mereka
pandai mengibuli dan mengelabuhi orang lain tapi mereka tidak sadar bahwa Allah
SWT Maha Melihat dan Mengetahui apa yang mereka lakukan. Kondisi yang seperti
ini mudah-mudahan dapat menyadarkan semua pihak terutama guru untuk dapat
menerapkan pembelajaran terpadu agar melahirkan generasi yang bermutu.