Terimakasih atas kunjungan anda ke blog kami :)
RSS

Minggu, 18 November 2012

MENDIDIK ANAK CARA RASULLULAH


Salah satu amal yang tidak putus pahalanya  sekalipun telah meninggal dunia adalah anak yang shalih. Do’a anak yang shalih merupakan salah satu do’a yang insya Allah pasti terkabul.  Karenanya orang tua harus mendidik anak denagn sebaik-baiknya. Memang, tak mudah membesarkan anak hingga menjadi pribadi ideal, meraih sukses dunia-akhirat. Butuh kesabaran, kerja keras, keikhlasan dan masih banyak lagi. Tanpa bermaksud menyederhanakan, berikutbeberapa tips yang diaplikasikan oleh orang tua yang disarankan dari tata cara  mendidik anak ala Rasulullah SAW:
1.       Menanamkan Nilai-nilai Tauhid
Mengajarkan tauhidkepada anak, mengesakan Allah dalam hal ibadah kepada-Nya, menjadikan lebihmencintai Allah dari pada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Selain itu, orang tua harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah SWT. Dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha manaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya. Orang tua selaku guru bagi anak-anaknya harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam islam. Ini  adalah pendidikan yang paling penting da atas hal-hal penting lainnya.
2.       Menjadi Sahabat dan Mendidik dengan Keteladanan
Setiap anak akan belajar dari lingkungannya dalam hal ini lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Orang-orang di sekelilingny a akan menjadi model dan contoh dalam bersikap. Orang tua harus menjadi teladan anak-anaknya. Beri contoh yang baik sesuai nasihat dan ucapannya kepada para anak. Akan lucu jika yang disampaikan orang tua kepada anak-anaknya ternyata tidak dilakukan oleh orang tua itu sendiri. Keteladanan sangat menentukan, terlebih di zaman sekarang media tontonan tidak dapat deharapkan menjadi contoh yang baik bagi pembentukan akhlak anak-anak Muslim.


3.       Mendidik dengan Kebiasaan
Mereka gemar melaksanakan shalat subuh. Anak harus dibiasakan ke masjid agar mereka gemar melakukan berbagai ritual ibadah di masjid. Pembiasaan itu harus dimulai sejak dini, bahkan pembiasaan membaca Al quran  pun bisa dimulai sejak dalam kandungan. Pembiasaan shalat pada anak harus sudah dimulai sejak anak berumur tujuh tahun.
4.       Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
Sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak, Rasulullah SAW menggunakan beberapa cara berikut. Saat sedang berpuasa Rasulullah mengajak anak-anak bermain sehingga siang yang panjang serasa cepat. Anak-anak akan menyongsong waktu berbuka dengan gembira. Hal ini juga membuat anak memiliki kepercayaan diri sehingga sanggup berpuasa sehari penuh. Sering membawa anak ke majelis orang dewasa, resepsi,atau bersilaturahim ke rumah saudara sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan diri sosialnya. Mengajari Al quran dan Sunah serta menceritakan sirah nabi untuk meningkatkan kepercayaan diri ilmiahnya. Memananmkan kebiasaan berjual beli untuk meningkatkan kepercayaan diri anak terkait ekonomi dan bisnis. Disamping itu, sejak dini anak akan terlatih mandiri secara ekonomi.
5.       Memotivasinya Anak Berbuat Baik
Seorang anak,meski kecil, juga terdiri atas jasad dan hati. Mereka dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci sehingga hatinya yang putih dan lembut itu pun akan mudah tersentuh denagn kata-kata yang hikmah. Anak-anak, terutama pada usia emas. Cenderung lebih mudah tersentuh oleh motifasi ketimbang ancaman. Karenanya, hendaknya orang tua tidak mengandalkan ancaman untuk mendidik buah hati. Lebih baik orng tua memotivasi anak dengan mengatakan bahwa kebaikan akan mendapat balasan surga dengan segala kenikmatannya. Itu pulalah yang dicontohkan Rasulullah kepada kita ketika beliau mendidik para sahabat.  


Asing Jerat Pendidikan di Indonesia
RUU PT yang bernafaskan liberalisasi itu sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari jeratan lembaga-lembagainternasional yang mengintervensi Indonesia untuk meliberalkan sektor pendidikannya. Sejak tahun 1995 Indonesia resmi menjadi anggota WTO dengan diratifikasinya semua perjanjian-perjanjianperdagangan multilateral.
Negara-negara anggota WTO diharuskan menandatangani General Agreement on Trade in Services (GATS) yang mengatur liberalisasi perdagangan 12 sektor saja, antara lain layanan kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, jasa akuntansi, pendidikan tinggi, serta jasa-jasa lainnya. Jadi RUU PT ini bisa dianggap sebagai wujud ketundukan indonesia pada GATS.
Bank dunia dan Unesco tidak sekedar duduk manis. Mereka juga berjibaku secara sistematis untuk menjamin terlaksananya liberalisasi pendidikan di Indonesia sebagai yang diamanatkan dalam GATS. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen-Dikti) mengelola pendidikan tinggi di Indonesia sesuai rumusan Unesco dan meratifikasinya menjadi program jangka panjang Pendidikan Tinggi atau yang biasa dikenal Higher Education Long Term Strategy (HELTS).
Untuk program  HELTS IV (2003-2010), Bank Dunia telah memberikan pinjaman sebesar US$98.267.000 untuk mereformasi sitem pendidikan tinggi ke arah otonomi yang lebih lias. Hasilnya adalah Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi karena disinyalir meliberalisasi pendidikan. Sebenarnya RUU PT dan UU BHP ini memiliki ruh yang sama yaitu liberalisasi pendidikan, yang berbeda hanya kemasannya.
Realitas intervensi asing terhadap sistem pendidikan di indonesia tersebut tidak lain merupakan upaya penyempurnaan penjajahan mereka di negeri ini. Sektor ekonomi, pendidikan, dan politik merupakan sektor vital bagi suatu negara. Apabila ketiga sektor itu telah dikuasai maka secara de facto sebenarnya negara tersebut telah terjajah. Parahnya, para pemimpin di negeri ini justru rela menyengsarakan rakyatnya sendiri demi mengabdi pada negara penjajah. Karenanya seruan membebaskan negeri ini dicengkeram sistem kapitalisme penjajah melalui tegaknya syariah dan Khilafah Islamiyah semakin menemukan relevasinya.



0 komentar:

Posting Komentar